Oleh: Aqshal Dinata Ramja
NIM: 09021282126068
Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Sriwijaya
Pendahuluan
Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus COVID-19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama.
Semuanya telah merasakan dampak dari virus COVID-19 ini, terutama pada dunia pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi COVID-19.
Pembahasan
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas tatap muka seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus COVID-19 ini. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri atau belajar secara daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan murid yang dilakukan melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelola dan mendesain media pembelajaran sedemikian rupa agar mencapai tujuan pembelajaran dan mencegah atau mengantisipasi kebosanan murid dalam proses belajar.
Tidak hanya itu, dalam penerapan belajar daring, tidak sedikit murid yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor:
Murid yang belum memiliki gadget, murid yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada murid tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami murid adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi murid dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi murid dalam proses belajar daring tersebut, faktanya juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan murid atau anak dalam proses belajar daring ini.
Kurangnya interaksi fisik antara guru dan murid, karena dalam pembelajaran daring murid hanya diberikan tugas melalui aplikasi komunikasi seperti WhatsApp. Kebanyakan murid mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut. Murid hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak murid yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Tugas yang diberikan guru banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.
Berkurangnya interaksi langsung antara guru dan murid, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri murid. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau murid, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar ilmu pengetahuan saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik pembentukan akhlak dan karakter murid.
Akan tetapi, hal-hal tersebut tidak boleh mematahkan semangat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semangat murid dalam belajar, pandemi ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.
Penutup
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat penulis simpulkan bahwa di balik kesedihan seluruh belahan dunia ini, kita harus mampu mengambil hikmah dari pandemi COVID-19 ini. Pandemi COVID-19 ini mungkin saja datang sebagai ujian untuk kita semua, apakah kita mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti ini.
Komentar
Posting Komentar