Langsung ke konten utama

Mareta Ananda Putri


Fenomena Flexing yang Berujung Penipuan



Oleh : Mareta Ananda Putri

NIM : 09021282126051

Mahasiswi Teknik Informatika Universitas Sriwijaya


Pendahuluan

Media sosial merupakan sarana bagi setiap penggunanya untuk mengabadikan dan membagikan setiap momen berharga berupa foto, video, ataupun sekadar berbagi cerita tentang kejadian sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, media sosial seperti beralih fungsi dari yang sekadar membagikan momen atau pengalaman tertentu berubah menjadi tempat untuk pamer. Banyak orang yang saat ini ingin memamerkan kekayaan lewat media sosial agar mendapat pujian dan pengakuan dari banyak orang. Fenomena ini disebut sebagai flexing, yaitu istilah untuk orang-orang yang hobi menyombongkan dirinya atau barang-barang yang dimiliki dan tidak dimiliki. Media sosial membuat tren flexing semakin mudah untuk dikembangkan orang lain.


Pembahasan

Selama pandemi, banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau tidak bisa bekerja. Mereka tentunya harus bisa mencari alternatif untuk mendapatkan penghasilan agar dapat menyambung hidup. Keterbatasan yang disebabkan oleh pandemi menuntut banyak orang untuk berpikir keras dalam mencari peluang untuk mendapatkan penghasilan. Peluang yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan penghasilan selama pandemi berlangsung adalah media sosial. Tingkat penggunaan media sosial bertambah karena banyaknya waktu luang yang dihabiskan di rumah. Orang beramai-ramai membuat konten menarik di media sosial agar mendapat atensi dari masyarakat. Lewat atensi yang diberikan oleh masyarakat itulah mereka bisa mendapatkan penghasilan. Sayangnya, banyak yang menanfaatkan hal tersebut dengan cara yang salah, yaitu dengan mengunggah konten yang tidak bermanfaat seperti pamer kekayaan atau flexing yang berujung menipu masyrakat.

Sebenarnya mengunggah sebuah konten di media sosial memang merupakan hak setiap orang. Namun, perlu diperhatikan konten apa yang akan diunggah karena dapat berdampak bagi orang-orang yang melihat konten tersebut. Salah satu konten yang laku dan laris manis di media adalah flexing atau pamer harta. Dengan adanya konten yang laku dan laris manis tersebut, beberapa influencer yang memiliki banyak pengikut memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menipu para pengikutnya. Ada banyak cara yang digunakan oleh influencer tersebut untuk meyakinkan para pengikutnya, seperti mengunggah konten gaya hidup mewah hingga pamer bagi-bagi uang yang bertujuan untuk membangun kepercayaan pengikutnya dan membuat pengikutnya tertarik dengan bagaimana cara influencer tersebut mendapatkan kekayaan. Konten tersebut digunakan influencer penipu berkedok flexing untuk meraup keuntungan dalam ranah investasi. 

Saat berhasil mendapatkan kepercayaan pengikutnya, influencer tersebut biasanya membagikan tips dan trik mendapatkan uang dengan cara cepat yaitu melalui investasi. Padahal investasi yang ditawarkan merupakan investasi bodong. Investasi tersebut sangat menguntungkan bagi influencer, tetapi sangat merugikan bagi para pengikutnya. Untuk mengatasi hal tersebut, orang-orang perlu berhati-hati dalam menyerap informasi dan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu agar tidak mudah tertipu dengan konten flexing atau pamer kekayaan tersebut.


Penutup

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa di era digital saat ini banyak orang-orang yang berlomba-lomba ingin memamerkan kekayaan yang dimiliki lewat konten-konten yang diunggah di media sosial. Maraknya konten tersebut memberikan kesempatan bagi para influencer untuk menipu para pengikutnya dengan cara mengajak para pengikutnya bergabung dalam dunia investasi. Biasanya influencer akan memberikan cara-cara yang mudah bagi para pengikutnya agar mau bergabung. Masyarakat yang ingin mendapatkan uang dengan cara instan akan tergiur oleh investasi yang ditawarkan oleh influencer tersebut dan langsung bergabung tanpa mencari tahu terlebih dahulu tentang investasi tersebut. Dengan lebih berhati-hati dalam menyerap informasi dan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, tentunya masyarakat tidak akan mudah tertipu dengan konten flexing atau pamer kekayaan tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

M. Fadhil Al-Fatih

Keunggulan dan Tantangan Desentralisasi dalam Penyimpanan Data Besar Oleh: M. Fadhil Al-Fatih NIM: 09021282126078 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Sriwijaya Pendahuluan Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keputusan. Namun, informasi juga dapat menjadi senjata untuk merugikan orang lain. Oleh karena itu, sudah seharusnya seseorang berhati-hati ketika memberitahu informasi kepada orang lain. Dewasa ini, seseorang lebih sering menukarkan informasi melalui internet dan tidak sadar bahwa semua informasi yang diberikan melalui internet juga dicatat pada penyimpanan data besar. Pembahasan Sistem penyimpanan data besar yang biasa digunakan sehari-hari oleh internet memiliki sisi buruk, yaitu kurangnya jaminan agar data yang disimpan tersebut tidak diumbar dan terjaga keaslian informasinya. Dalam kata lain, pengguna internet tidak diberikan jaminan untuk data yang dikirimkan kepada sistem yang mencatat data tersebut akan aman dan terjaga keasliannya. Jika tidak,...

Muhammad Ridhan Khoirullah

PERBEDAAN BELAJAR SECARA MANDIRI DAN KELOMPOK Oleh:Muhammad Ridhan Khoirullah Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Sriwijaya Pendahuluan Setiap orang memiliki cara belajarnya masing masing, ada yang suka belajar secara kelompok dan ada juga yang suka belajar secara mandiri entah apapun metodenya itu  pasti memiliki tujuan yang sama yaitu agar mengerti  apa yang akan dipelajari.Namun,faktanya banyak yang menyukai belajar secara Kelompok  karena dengan belajar Kelompok dapat menambah semangat,mempermudah setiap pekerjaan,dan kita dapat ilmu baru  karena dengan belajar berkelompok kiat dapat belajar dari orang lain. Tulisan ini sendiri membahas apa keuntungan dan kerugian belajar secara mandiri dan Kelompok dan metode belajarnya. Pembahasan          Belajar merupakan suatu proses yang akan dilalui oleh setiap manusia. Salah satu tujuan dari belajar adalah untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu permasalahan. Belajar d...

Sultan Rafi Lukmanul Hakim

Pemanfaatan Teknologi Pada Pembelajaran di Era Pandemi Oleh: Sultan Rafi Lukmanul Hakim NIM: 09021282126067 Pendahuluan  Di era globalisasi terutama pandemi sekarang, teknologi bukan menjadi hal yang asing bagi kita karena sudah sering kita jumpai sehari-hari. Setiap aktivitas yang kita lakukan sehari-hari biasanya kita lakukan dengan bantuan teknologi. Pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah hingga pekerjaan yang berkaitan dengan profesi kita pasti terbantu dengan kehadiran teknologi. Idealnya, penggunaan teknologi di era sekarang sangatlah penting dalam membantu pekerjaan sehari-hari karena perubahan cara dan perilaku dalam aktivitas akibat pandemi. Namun, perlu kita ketahui juga penggunaan teknologi ini memiliki dampak postitf dan negatif tergantung dengan cara memanfaatkannya. Tulisan ini membahas terkait manfaat baik dan buruk teknologi terutama di era pandemi yang ditinjau dari aspek idealistik dan pragmatik. Idealnya, penggunaan teknologi di era sekarang sangatlah ...